BAB I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peranan yang
sangat penting bagi perkembangan diri individu, terutama bagi pembangunan
Bangsa dan Negara. Kemajuan suatu bangsa bergantung pada cara bangsa tersebut
mengenali, menghargai, dan memanfaatkan suinber daya manusia yang berkaitan
dengan kualitas pendidikannya.
Tujuan pendidikan pada umumnya
adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk
mengembangkan bakat dan kemampuan yang dimilikinya secara optimal. Setiap anak
mempunyai bakat dan kemampuan yang berbeda-beda sehingga memerlukan pendidikan
yang berbeda pula. Dulu orang menentukan bakat seseorang ditentukan dari tingkat kecerdasan (IQ) yang
dimiliki, tetapi sekarang bakat tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan saja tapi
juga ditentukan oleh kreativitas dan motivasi untuk berprestasi. Kesadaran akan kreativitas pada saat ini sangatlah
tinggi. Oleh karena itu sangat diperlukan pengembangan krestivitas sejak usia
dini.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah
- Mengetahui apa yang dimaksud dengan kreativitas
- Mengetahui bagaimana pengembangan kreativitas pada anak usia dini
- Mengetahui kendala apa saja yang dihadapi dalam mengembangkan kreativitas
- Mengetahui hubungan kreativitas dengan intelegensi
- Mengetahui bagaimana sikap orang tua dan guru mengenai kreativitas
1.3. Batasan Pembahasan
- Pengertian kreativitas
- Pengembangan kreativitas
- Kendala yang dihadapi
- Hubungan kreativitas dengan kecerdasan
- Sikap orang tua dan guru mengenai kreativitas
BAB II
Pembahasan
2.1 Pengertian Kreativitas
Kreativitas tidak bisa
didefinisikan secara spesifik. kreativitas sebagai kemampuan umum untuk
menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan
gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau
sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang
sudah ada sebelumnya.
Definisi kreativitas menurut para
ahli adalah
- Hulbeck (1945)
Kreativitas adalah keunikan yang
muncul di dalam kepribadian seseorang ketika berinteraksi dengan lingkunganya.
- Sternberg (1988)
Kreativitas adalah titik
pertemuan yang khas dari tiga atribut psikologi yaitu intelegensi, sifat
kognitif, kepribadian.
- Torrance (1988)
Kreativitas pada dasarnya menyerupai langkah-langkah dalam metode ilmiah.
- Barron (1969)
Kreativitas adalah kemampuan
seseorang untuk menghasilkan atau menciptakan sesutau yang baru.
- Haefele (1962)
Kreativitas adalah kemampuan
seseorang untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna social.
- Menurut Guilford
kreativitas adalah suatu proses berfikir yang
bersifat divergen, yaitu kemampuan untuk memberikan berbagai alternatif jawaban
berdasarkan informasi yang diberikan.
menurut
Lowenfeld yang dikutip Barret(1984) kreativitas
adalah seperangkat kemampuan seseorang memiliki
:
1)
kepekaan mengamti
masalah melalui berbagai indra
2)
kelancaran
mengeluarkan alternatif dalam pemecahan masalah
3)
keluwesan melihat
atau memandang suatu masalah serta kemunkinan jawaban dan pemecahannya
4)
kemampuan merespon
atau membuahkan gagasan dalam pemecahan masalah originalitas yang biasa atau
yang umum ditemukan
5)
kemampuan yang
berkaitan dengan keunikan cara atau mengungkapkan gagasan dalam menciptakan
karya seni
6)
kemampuan
mengabstraksi hal-hal yang bersifat umum dan mengaitkan menjadi hal-hal yang
spesifik
7)
kemampuan memadukan
atau mengkombinasikan unsur-unsur seni menjadi karya seni yang utuh
8)
kemapuan menatab
secara terpadu dari keseluruhan unsur-unsur seni kedalam tatanan yang selaras.
Sedangkan pengertian kreativitas secara umun adalah bagian dari kegiatan
berproduksi atau berkarya. Jadi kreativitas adalah kemampuan yang
dimiliki seseorang untuk menghasilkan suatu komposisi, produk, atau gagasan apa
saja yang pada dasarnya baru ketika seseorang berinteraksi dengan
lingkungannya.
2.2 Pengembangan Kreativitas
Makna dari pengembangan kreativitas berkaitan dengan kualitas perwujudan
diri, peningkatan kemampuan berfikir kreatif. Adapun teori-teori mengenai pengembangan kreativitas
diantaranya :
- Teori Psikoanalisis
Menganggap bahwa proses ketidaksadaran melandasi kreativitas. Kreativitas
merupakan manifestasi dari kondisi
psikopatologis.
- Teori Assosiasionistik
Memandang kreativitas sebagai hasil dari proses asosiasi dan kombinasi
antara elemen-elemen yang telah ada, sehingga menghasilkan sesuatu yang baru.
- Teori Gestalt
Memandang kreativitas sebagai manifestasi dari proses tilikan individu
terhadap lingkungannya secara holistik.
- Teori Eksistensial
Mengemukakan bahwa kreativitas merupakan proses untuk melahirkan sesuatu
yang baru melalui perjumpaan antara manusia dengan manusia, dan antara manusia
dengan alam. Menurut May (1980), dengan teori eksistensial ini, setiap perilaku
kreatif selalu didahului oleh ‘perjumpaan’ yang intens dan penuh kesadaran
antara manusia dengan dunia sekitarnya.
- Teori Interpersonal
Menafsirkan kreativitas dalam konteks lingkungan sosial. Dengan menempatkan
pencipta (kreator) sebagai inovator dan orang di sekeliling sebagai pihak yang
mengakui hasil kreativitas. Teori ini menekankan pentingnya nilai dan makna
dari suatu karya kreatif. Karena nilai mengimplikasikan adanya pengakuan
sosial.
- Teori Trait
Memberikan tempat khusus kepada usaha untuk mengidentifikasi ciri-ciri atau
karakteristik-karakteristik utama kreativitas.
Wallas (1926) menjelaskan bahwa ada empat tahapan dalam proses kreatif,
yaitu :
- Persiapan
Merumuskan suatu masalah dan membuat cara untuk
memecahkannya
- Inkubasi
Masa ketika tidak adanya perhatian atau usaha yang
dilakukan secara lansung untuk memecahkan suatu masalah
- Iluminasi
Memperoleh pemahaman yang lebih mengenai masalah
tersebut
- Verifikasi
Menguji pemahaman yang telah dibuat dan membuat
solusi
Alasan kenapa kreativitas harus dikembangkan sejak dini dalam diri anak
adalah karena :
- Dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya dimana kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya
- Kreativitas atau berfikir kreatif merupakan kemampuan untuk melihat berbagai macam penyelesaian terhadap suatu nasalah
- Kreativitas dapat memberi kepuasan diri kepada individu yang melakukannya
- Dengan kreativitas manusia dapat meningkatkan kualitas hidupnya.
Hayes (1978) menyatakan bahwa
kreativitas dapat dikembangkan dengan beberapa cara diantaranya:
a.
Mengembangkan pengetahuan dasar
b.
Menciptakan atmosfer yang tepat untuk kreativitas
c.
Mencari analogi
2.3 Kendala Dalam Pengembangan
Kreativitas
Kreativitas siswa masih merupakan
potensi yang masih harus dikembangkan baik melalui pendidikan formal maupun
melalui pendidikan informal (Munandar, 1995). Dalam pelaksanaanya
disekolah-sekolah masih banyak ditemui hambatan dan kelemahan yang membatasi
pertumbuhan dan perkembangan kreativitas anak, misalnya kurangnya pengetahuan
guru mengenai kreativitas, sistem evaluasi yang terlalu menekankan pada jawaban
benar dan tidak benar tanpa memperhatikan prosesnya, dan anak sangat jarang
mendapatkan kesempatan untuk berlatih membuat soal-soal atau menyelesaikan
permasalahan.Ada banyak tantangan yang dihadapi anak dalam proses berpikir
kreatif, di antaranya adalah:
- Pengertian kreativitas itu sendiri dan tes-tes yang biasa digunakan.
- Ragu-ragu dan tidak ada keberanian dalam menyampaikan ide karena dihantui perasaan takut salah, hawatir idenya akan dilecehkan orang lain, dan takut dikucilkan dari lingkungan
- Sangat terikat pada mekanisme berpikir yang sudah terpola secara baku, sehingga memandang tidak perlu direpotkan dengan mencari-cari sesuatu yang baru dan belum tentu akan menjadi lebih baik
- Kondisi lingkungan yang bersifat status quo sehingga cenderung akan menolak perubahan
- Proses berpikir yang lamban sehingga idenya keburu ditangkap pihak lain.
Lingkungan dan budaya tradisional
seringkali menjadi penghambat utama bagi lahirnya kreativitas. Misalnya:
kurangnya wawasan atau pengetahuan yang terbatas, tradisi turun temurun yang
mengajarkan bahwa seorang anak harus selalu patuh sehingga akan menghambat
kreativitas berpikir anak, pimpinan yang bersifat otoriter yang tidak memberi
kesempatan kepada anak buahnya untuk berbeda pendapat, penolakan lingkungan
atas ide kreatif yang muncul akan mematikan semangat orang untuk menemukan terobosan
baru, suasana hati yang sedang gundah atau panas akan ikut menutup lahirnya ide
baru, demikian pula ancaman atau tekanan (pressure) dari pihak lain
dapat membuyarkan gagasan-gagasan baru. Cara mengatasi kendala dalam
mengembangkan kreativitas adalah
a.
Menggunakan
cara-cara pemikiran yang non-verbal
b.
Mempunyai
sikap mempertanyakan atau menyelidiki
c.
Kelancatan
cara berfikir yang bebas dari kelakuan kita dapat mengatasi kendala konseptual
dalam pemecehan masalah
d.
Menggunakan
teknik-teknik kreatif
2.4 Hubungan Kreativitas Dengan
Intelegensi
Secara umum kecerdasan atau
intelegensi adalah kesanggupan mental untuk memahami, menganalisis secara
kritis, cermat, dan teliti, serta menghasilkan ide baru secara efektif dan
efisien. komponen utama dari intelegensi yaitu, kemampuan verbal, keterampilan
memecahkan masalah, kemampuan belajar dan beradaptasi dengan pengalaman dalam
hehidupan sehari - hari. Untuk mengukur intelegensi seseorang ialah
dengan menggunakan tes intelegensi atau sering disebut tes IQ.
Sedangkan kreativitas dapat
diartikan sebagai kemampuuan untuk berpikir sesuatu yang baru dan tidak biasa
dan menghasilkan penyelesaian yang unik terhadap berbagai persoalan. Perlu kita
ketahui ciri-ciri yang mencerminkan kepribadian kreatif, diantaranya, mempunyai
daya imajinasi yang kuat, mempunyai inisiatif dan minat yang luas, bebas dalam
berpikir, bersifat ingin tahu, selalu ingin mendapat pengalaman baru, percaya
diri, penuh semangat dan berani mengambil resiko.
Hubungan intelegensi dan
kreativitas ialah dimana intelegensi menyangkut pada cara berpikir konvergen
(memusat) sedangkan kreativitas berkenaan dengan cara berpikir divergen (
menyebar). Penelitian Torrance (1965) mengungkapkan bahwa anak yang
kreativitasnya tinggi mempunyai taraf intelegensi (IQ) di bawah rata-rata IQ
teman sebayanya. Dalam konteks keberbakatan, ia menyatakan bahwa IQ tidak dapat
dijadikan sebagai kriteria tungal untuk mengidentifikasi orang-orang yang
berbakat. Dengan demikian, kreativitas dan intelegensi merupakan dua domain
kecakapan manusia yang berbeda. Baik
intelegensi maupun kreativitas, dijadikan criteria untuk menentukan bakat
seseorang. Kreativitas dan kecerdasan anak hanya bisa berkembang apabila diberi
ransangan untuk berkembang dan tidak bisa berkembangan dengan sendirinya.
2.5 Sikap Orang Tua dan Guru
Mengenai Kreativitas
Lingkungan membawa dampak yang
begitu besar dalam kehidupan seseorang. Kreativitas yang dihasilkan selalu
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang mengitarinya. Ada dua langkah yang harus dilakukan orang
tua untuk mengembangkan kebiasaan dan semangat kreatif pada anak, diantaranya :
- memberikan kesempatan kepada anak sebanyak mungkin untuk melatih sikap kreatif yang dimiliki dengan mengintegrasikannya kedalam kegiatan sehari-hari.
- memberikan dukungan sebanyak mungkin pada anak dalam mengembangkan sikap kreatif seperti memberi inspirasi kreatif.
Sikap mendukung atau memberi
inspirasi dari orang tua atau guru untuk mengembangkan sikap kreatif anak dapat
berupa :
- Menjadi pendengar yang baik (menunjukkan kesabaran)
- Toleransi terhadap kekacauan
- Memberi inspirasi ketekunan
- Toleransi terhadap hal yang aneh atau tidak biasa
- Memberi kebebasan (berekspresi, ide baru, inisiatif, spontan) dalam batas-batas tanggung jawab, menghormati orang lain
Beberapa sikap orang tua yang mempengaruhi kreativitas anak
menurut amabile :
- Kebebasan
- Respek
- Kedekatan emosional yang sedang
- Prestasi, bukan angka
- Orang tua aktif dan mandiri
- Menghargai kreativitas
Cara yang paling baik bagi guru untuk mengembangkan
kreativitas siswa, adalah dengan mendorong motivasi intrinsic. Guru memberikan
banyak materi dan dorongan kepada anak untuk mencetuskan gagasan sendiri. Ia
mengatakan kepada anak untuk bekerja sama bila mungkin dan perlu, tetapi ia
menekankan bahwa setiap anak mempunyai bakat dan kekuatannya seniri-sendiri. Kreativitas yang telah dibangun melalui
pola pembinaan orang tua akan menghasilkan suatu kemantapan tersendiri jika
mendapat perhatian khusus dari sekolah. Namun jika tidak pernah mendapat
perhatian dari sekolah sebagai sumber inspirasi, maka individu-individu kreatif
tidak akan ditemukan. Oleh karena itu, sekolah harus dapat mempelajari sesuatu
yang dapat membentuk kreativitas anak
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Kreativitas adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menghasilkan
suatu komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru ketika
seseorang berinteraksi dengan lingkungannya. Makna dari pengembangan
kreativitas berkaitan dengan kualitas perwujudan diri, peningkatan kemampuan
berfikir kreatif. Dalam pelaksanaanya disekolah-sekolah masih banyak ditemui
hambatan dan kelemahan yang membatasi pertumbuhan dan perkembangan kreativitas
anak. Hubungan intelegensi dan kreativitas ialah dimana intelegensi menyangkut
pada cara berpikir konvergen (memusat) sedangkan kreativitas berkenaan dengan
cara berpikir divergen ( menyebar). Kreativitas dan kecerdasan anak hanya bisa
berkembang apabila diberi ransangan untuk berkembang dan tidak bisa
berkembangan dengan sendirinya. Kreativitas yang telah dibangun melalui pola
pembinaan orang tua akan menghasilkan suatu kemantapan tersendiri jika mendapat
perhatian khusus dari sekolah. Namun jika tidak pernah mendapat perhatian dari
sekolah sebagai sumber inspirasi, maka individu-individu kreatif tidak akan
ditemukan.
3.2 Saran
Demikian makalah yang dapat penulis buat, mohon maaf apabila dalam
penulisan makalah ini terdapat kesalahan penulisan baik yang disengaja maupun
tidak sengaja, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan, semoga
dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin.
Daftar Rujukan
Munandar, Utami.2004.Pengembangan
Kreativitas Anak Berbakat.Jakarta : Rineka Cipta
Hurlock, Elizabeth B.1978.Perkembangan
Anak jilid 2.Jakarta : Erlanga
Anwar, Arsyad Ahmad.2007.Pendidikan Anak Dini Usia.Bandung : Alfabeta
Sumanto.2005.Pengembangan Kreativitas Senirupa Anak TK.Jakarta : Depertemen
Pendidikan Nasional Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan
Ketenagaan Perguruan Tinggi
Jensen, Erik.2008.Brain Based
Learning (Pembelajaran Berbasis Otak).Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Solso, Robert L, dkk.2002.Psikologi
Kognitif.Jakarta : Erlangga
http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/18/intelegensi-dan-kreativitas-adakah-hubungan-di-antara-keduanya-320034.html
diakses pada tanggal 15 maret 1013
http://www.scribd.com/doc/10248089/Pengembangan-Kreativitas
diakses pada tanggal 15 maret 2013