Kamis, 04 Desember 2014

anak berkebutuhan khusus

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
A.    PENGERTIAN
            Pada mulanya, pengertian anak berkebutuhan khusus adalah anak cacat, baik fisik maupun mental. Namun pengertian anak berkebutuhan khusus berkembang menjadi anak yang memiliki kebutuhan individual yang tidak bisa disamakan dengan anak yang lain yang normal.
            Secara umum anak berkebutuhan khusus di sebut juga dengan anak luar biasa ialah mereka yang memiliki kelebihan yang luar biasa, misalnya orang terkenal karena memiliki intelektual yang luar biasa, memiliki kreativitas yang tinggi dalam melahirkan suatu temuan-temuan yang luar biasa dibidang IPTEK, religious dan bidang-bidang kehidupan lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat, dan orang yang mencapai prestasi yang menghebohkan dan spektakuler, misalnya orang yang berhasil menaklukkan gunung tertinggi di dunia dan sebagainya.
B.     ANAK BERESIKO
            Anak beresiko macam-macam sebabnya, misalnya anak yang ketika dalam kandungan ibunya suka mabuk-mabukkan, mengkonsumsi narkoba, atau terkena AIDS, maka ia disebut anak beresiko. Demikian pula anak yang kekurangan gizi karena orang tuanya tidak mampu, atau anak yang orang tuanya bercerai atau meninggal dunia sehingga menyebabkan ia menderita. Anak beresiko pada umumnya memerlukan kebutuhan khusus. Penanganan pendidikan untuk anak beresiko disesuaikan dengan jenis dan tingkat resikonya. Misalnya anak yang kekurangan gizi perlu mendapatkan program peningkatan gizi, seperti pemberian susu dan sarapan pagi, serta makanan ringan pada saat istirahat.
C.    ANAK CACAT
            Pengertian anak cacat disini meliputi cacat fisik dan mental. Anak yang buta warna atau buta total sejak lahir termasuk anak cacat dan mereka memerlukan kebutuhan khusus. Demikan pula anak yang mengalami kemunduran mental sejak lahir, baik karena penyakit keturunan maupun karena gangguan kesehatan lainnya tergolong anak cacat dan berkebutuhan khusus. Indroma down, sindroma turner, dan sindroma klinefelter merupakan penyakit bawaan yang disebabkan oleh kelainan kromosomal, dan pada umumnya anak yang mengalami syndrome tersebut mengalami kemunduran mental, seperti debil dan imbisil.
D.    ANAK BERBAKAT
            Anak berbakat adalah anak dengan kemampuan kecerdasan pada satu atau beberapa bidang yang berada sangat jauh diatas rata-rata kemampuan anak sebayanya. Anak berbakat bisa terlahir dari siapa sajadan kelas ekonomi mana saja. Oleh karena itu, para pendidik harus berhati-hati menangani anak didiknya yang cerdas dan berbakat. Pada umumnya anak cerdas dan berbakat memiliki ciri-ciri :
1.      Memiliki ingatan yang sangat kuat.
2.      Memiliki perbendaharaan kata yang jauh lebih baik dari anak yang normal
3.      Mampu belajar lebih cepat dari anak yang lain
4.      Mampu berkontraksi lebih lama dari anak yang lain
5.      Sangat senang melakukan eksplorasi dan memiliki rasa ingin tahu yang besar
6.      Memiliki keinginan yang sangat kuat untuk belajar
7.      Memiliki tenaga yang kuat atau tidak cepat lelah
8.      Memiliki rasa humor yang bagus
9.      Menunjukkan kepemimpinan yang tinggi
            Meskipun anak berbakat menunjukkan kemampuan yang berbeda-beda dalam bidang keberbakatannya, secara umum anak berbakat menunjukkan kemampuan belajar dengan mudah dan cepat. Selain itu, anak berbakat memiliki fleksibilitas dalam ide-ide dan penyesuaian tugas.
E.     ANAK BERKESULITAN
            Pengertian anak yang mengalami kesulitan ialah meliputi anak meliputi anak yang secara fisik dan mental normal atau yang mendekati normal, tetapi ia mengalami suatu kesulitan tersebut agar dapat memberi bantuan belajar yang tepat. Jenis kesulitannyabervariasi dan penyebabnyapun beragam, oleh karena itu cara penanganannyajuga harus disesuaikan dengan jenis dan penyebab kesulitannya. Verikut berbagai jenis kesulitan anak usia dini.
1.      Hiperaktif
Pada umumnya anak yang sehat aktif bergerak dan bermain. Anak hiperaktif jauh lebih aktif dari teman-temannya, sambil mendengarkan guru, ia akan berjalan-jalan di kelas, menganggu temannya, dan bermain dengan benda-benda yang ada. Untuk mengatasi anak yang demikian, startegi berikut dapat digunakan:
a.       Mulailah kelas dengan kegiatan yang mengeluarkan energi, seperti gerak dan lagu. Tujuannya untuk mengurangi kelebihan energi khususnya pada anak yang hiperaktif
b.      Tutuplah benda-benda yang menarik perhatian anak
c.       Gunakan warna cat yang lembut untuk kelas dan perabotan yang ada dan hindari warna-warna yang terlalu menyolok
d.      Selalu menjelaskan kepada anak tersebut setiap kegiatan yang akan dilakukan meliputi jenis kegiatannya, hasil yang diharapkan, dan lama waktu yang dibutuhkan agar anak tersebut mengingat apa yang harus dikerjakan dan waktunya.
e.       Berilah label setiap tempat penyimpanan benda karena anak yang hiperaktif suka mengambil benda dan lupa di mana harus mengembalikannya.
2.      Autisme
Yang merupakan kelainan pada anak yang belum dipastikan penyebabnya. Dioerkirakan ada gangguan fungsi syaraf otak akibat faktor luar, seperti makanan yang tidak sehat atau polisu logam berat, seperti timbal atau melquri. Penderita mengalami ganguan komunikasi sosial dan asyik dengan dunia bawah sadarnya. Misalnya ketika main mobil- mobilan , ia mungkin teringat mobil ayah nya dirumah , sehingga ketika mobil mainanya diambil atau digerakan oleh anak lain ia seperti tidak melihat lagi mobil- mobilan tersebut.

3.      Agresif , suka memukul , menggigit dan menyakiti orang lain
Selain anak yang hiperaktif, ada anak yang suka memukul atau menyakiti anak lain, salah satu hipotesis timbulnya perilaku agresif ialah adanya rasa frutasi. Rasa frutasi tersebut antara lain muncul dari perasan lain bisa, punya dan mendapatkan sesuatu.

4.      Pemalu dan minder
Anak pemalu lebih banyak ruginya, mereka biasanya memiliki rasa percaya diri dan penghargaan diri yang rendah. Ia tidak berani untuk tampil ekspresif seperti teman nya dan menarik diri dari teman-temannya, jika perasaan seperti itu terus berlangsung dikemudian hari ia akan menjadi anak introvert ( cenderung untuk memendam perasaan untuk diri sendiri) dan sulit bergaul dengan oarng lain.

5.      Mencuri
Sering anak ingin menggunakan sesuatu untuk bermain , tetapi ia tidak memilikinya sehingga ia secara tidak sadar mengmbilnya, orang tua sangat keras melarang anaknya membeli mainan dan menyuruh menabung, secara tidak sadar menimbulkan perilaku mencuri. Anak ingin membeli suatu mainan , tetapi karena orang tuanya keras, tidak bole membeli ., anak mungkin akan mencuri.

6.      Cengeng dan tergantung
Menangis adalah pekerjaan anak- anak. Tapi kalau ada anak menggunakan menangis sebagai senjata untuk memperoleh apa saja yang ia kehendaki, maka haal itu merupakan perilaku cengeng. Untuk mrncegah hal itu guru perlu menanamkan sikap disiplin akan tugas dan tanggung jawab setiap anak agar setaip anak mampu bekerja secara mandiri.
7.      Fobia
Fobia merupakan rasa takut yang berlebihan terhadap sesuatu. Penyebabnya bervariasi, antara lain ialah trauma, yaitu mengalami pengalaman yang amat menakutkan dan membuat anak terguncang (shock). Penyebab kedua ialah iamjinasi yang berelebihan.berdasarkan penyebabnya, fobia dibedakan menjadi beberapa macam. Hidrofobia, yaitu takut terhadap air yang banyakatau deras. Takut terhadap gelap atau malam disebut noktifobia. Takut terhadap ketinggian disebut akrofobia. Rasa takut terhadap suara keras disebut fonofobia.
Untuk menolong anak agar tidak mengalami fobia, guru dan orangtua dapat menggunakan strategi berikut. Jangan menakut-nakuti anaknya, jangan membuat anak trauma.
8.      Jenis kelamin
Ada anak yang secara ekstrim mendifinisikan dirinya sebagai laki-laki dan tidak mau bergaul dengan anak perempuan, atau sebaliknya. Pada usia tiga tahun, biasanya anak-anak sedah mengeanl jenis kelamin, termasuk jenis kelaminnya. Hal itu berpengaruh pula terhadap jenis permainan, pakaian dan teman bermainya.
Untuk anak laki-laki yang bertingkah mirip perempuan (sissy) atau anak perempuan yang bertingkah mirip laki-laki (tomboy), guru daan orangtua perlu bekerja sama untuk mengurangi hal itu. Untuk sissy, sebaiknya orangtua memberikan pakaian, permainan, dan buku-buku cerita yang lebih “jantan”. Kurangi volume bermainnya dengan anak perempuan secara sendirian. Kondisi sebaliknya justru dianjurkan untuk tomboy. Pakaina, permainan, dan buku-buku cerita dipilih yang lebih feminim, menonjolkan peran perempuan.
9.      Perubahan kondisi sosial

Anak-anak yang mengalami kondisi sosial biasanya menajdi target anak yang berkebutuhan khusus. 

6 cara mendisiplinkan anak

6 cara mendisiplinkan anak tanpa melukai harga diri anak
  1. Meminta kepada anak
Kita meminta anak, misalkan untuk menggosok giginya. “papa boleh minta ? papa minta setiap malam kamu gosok gigi, papa akan temenin kamu, kalau kamu merasa tidak bisa nanti papa bantu”. Kita meminta dia lakukan permintaan ini sampai beberapa kali sehingga akhirnya dia mulai terbiasa dan dia mulai memiliki satu kebiasaan sendiri .
  1. Melakukan penjelasan
Berikan penjelasan yang benar dan tepat, dengan memperhatikan cara berkomunikasi dengan anak. Bukan berupa ancaman atau hal yang membinggungkan bagi anak.
3.      Memberikan instruksi langsung
Dalam mengajarkan anak akan disiplin, perlu melakukan instruksi langsung, tetapi dalam melakukan instruksi tetap harus memerhatikan cara berkomunikasi dengan anak.
4.      Memberikan pengalaman kepada anak
Anak selalu belajar melalui pengalamannya. Jadi untuk mengajarkan anak disiplin perlu anak diberi pengalaman seperti : jika anak selesai makan maka anak perlu untuk mencuci piring sendiri.
5.      Memberikan sebuah hadiah
Hadiah yang diberikan kepada anak harus sesuai dengan keadaanya. Dimana yang diberi hadiah adalah usaha anak bukan prestasi atau keberhasilan anak. Walaupun anak gagal kalau usahanya sudah maksimal tetap diberi hadiah dengan semangat motivasi atau pujian.
6.      Hukuman
Hukuman yang diberikan kepada anak adalah hukuman yang mendidik bukan hukuman yang membuat anak takut untuk melakukan sesuatu tetapi hukuman yang membuat anak termotivasi untuk lebih meningkatkan uhasanya.

Sumber :

E-book by Pendidikan karakter.com

PERKEMBANGAN KONSEP DIRI ANAK USIA DINI

Perkembangan Konsep Diri

  1. Pengertian Konsep Diri
Konsep diri adalah pendapat seseorang tentang dirinya sendiri atau pemahaman mental maupun fisik. Atau pemahaman seseorang tentang dirinya sendiri, baik menyangkut kemampuan mental maupun fisik, ataupun menyangkut segala sesuatu yang  menjadi miliknya yang bersifat  material. Dengan kata lain konsep diri adalah respon sesorang tentang pertanyaan “siapa saya?” dengan menyadari sesorang tentang dirinya maka akan ada unsur penilaian tentang keberadaan dirinya itu apakah dia seorang yang baik atau kurang baik, berhasil atau kurang berhasil, mampu atau kurang mampu
Menurut para ahli konsep diri adalah :
·         Gage dan Berliner (dalam Atwater, 1987)mengemukakan konsep diri sebagai keseluruhan dari pemahaman yang dimiliki seseorang terhadap dirinya, sikap tentang dirinya dan keseluruhan gambaran diri.
·         Atwater (1987) mengemukakan bahwa konsep diri pada dasarnya mengandung arti keseluruhan gambaran diri yang termasuk persepsi tentang diri, perasaan, keyakinan dan nilai-nilai yang berhubungan dengan dirinya.
·         Pemily (dalam Atwater, 1984) mengemukakan konsep diri sebagai system yang dinamis dan kompleks dari keyakinan yang dimiliki seseorang tentang dirinya, termasuk sikap, perasaan, kepercayaan, persepsi, nilai-nilai dan ringkah laku yang unik dari individu tersebut.
·         Epstein (1973); Blyth dan Traeger (1991)mengemukakan konsep diri sebagai pendapat atau perasaan atau gambaran seseorang tentang dirinya sendiri baik yang menyangkut fisik maupun psikis:
a.       Konsep diri yang menyangkut materi yaitu pendapat seseorang tentang segala sesuatu yang dimilikinya.
b.      Konsep diri yang menyangkut social yaitu perasaan orang tentang kualitas hubungan socialnya dengan orang lain.
c.       Konsep diri yang menyangkut emosi yaitupendapat seseorang bahwa dia sabar, bahagia, senang, dan sebagainya.
d.      Konsep diri yang menyangkut moral yaitu pandang seseorang tentang dirinya bahwa ia jujur, bersih, penyayang, dan taat beragama.

  1. Perkembangan Konsep  Diri

Hurlock (1974) membagi konsep diri menjadi 4:
a.       Konsep diri dasar
Konsep diri dasar meliputi persepsi mengenai penampilan, kemampuan dan peran status dalam kehidupan, nilai-nilai, kepercayaan, serta aspirasinya. Konsep diri dasar cendrung memiliki kenyataan yang sebenarnya. Individu melihat dirinya seperti keadaan sebenarnya, bukan seperti yang diinginkan. Keadaan ini menetap dalam dirinya walaupun tempat dan situasinya berbeda.
b.      Konsep diri sementara
Konsep dir sementara adalah konsep diri yang sifatnya hanya sementara saja dijadikan patokan. Apabila tempat dan situasi berbeda, konsep diri ini akan menghilang. Konsep diri sementara ini terbentuk dari interaksi dengan lingkungan.
c.       Konsep diri social
Konsep diri social timbul berdasarkan cara seseorang mempercayai persepsi orang lain tentang dirinya, jadi tergantung dari perkataan dan perbuatan orang lain pada dirinya, misalnya seorang anak yang selalu dikatakan nakal. Konsep diri social diperoleh melalui interaksi social dengan orang lain.
d.      Konsep diri ideal
Konsep dir ini ideal terbentuk dari persepsi seseorang dan keyakinan oleh apa yang kelak terjadi pada dirinya dimasa yang akan dating. Konsep diri ini berhubungan dengan pendapat individu mengenai keadaan fisik dan psikologisnya. Konsep diri ideal ini dapat menjadi kenyataan apabila berada dalam jangkauan kehidupan nyata.
           
Strang (1970) memperkenalkan empat konsep yang mendasar tentang konsep diri:
  1. Konsep diri menyangkut pemahaman seseorang tentang kemampuan peranan dan penghargaan terhadap diri sendiri.
  2. Konsep diri itu tidak tetap.
  3. Konsep diri social adalah pendaopat seseorang atau remaj tentang bagaimana orang lain mamandang dirinya tentang kemampuan sosialnya.
  4. Konsep diri ideal dan konsep diri realita. Konsep diri ideal yaitu konsep diri seseorang seperti yang diharapkan. Konsep diri realita adalah konsep diri yang benar-benar sesuia dengan kemampuan.

  1. Ciri-ciri Konsep Diri
Menurut Brooks & Emmert (dalam Farid, 1997) ada 2 macam  konsep diri yaitu:
a.       Konsep diri Positif memiliki ciri-ciri:
  • Yakin akan kemampuannya menyelesaikan masalah.
  • Merasa setara dengan orang lain.
  • Menerima pujian tanpa rasa malu.
  • Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan prilaku   yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat.
  • Mampu memperbaiki dirinya karena sanggup mengungkapkan aspek kepribadian  yang tidak disenangi dan ingin berubah.

b.      Konsep diri negatif memiliki ciri-ciri:
  • Sangat peka terhadap kritik
Orang yang memiliki konsep diri negatif sangat tidak senang terhadap kritik yang ditujukan kepadanya sehingga ia akan mudah marah atau naik pitam apabila dikritik. Bagi orang yang memiliki sikap seperti ini koreksi sering kali dipersepsi dengan usaha untuk menjauhkan harga dirinya.
  • Responsif terhadap pujian
Orang yang memiliki konsep diri negatif akan merasa sangat senang terhadap segala macam pujian yang ditujukan kepadanya. Sehingga segala bentuk pujian dan tindakan yang menjunjung harga diri akan menjadi perhatian utamanya.
  • Bersikap hipokratis
Sebagai konsekuensi dari sikap yang kedua diatas, orang ini akan bersikap hipokratis
terhadap orang lain. Ia akan selalu mengeluh dan merendahkan apapun dan siapapun orang itu.
  • Merasa cemas
Orang yang memiliki konsep diri negatif akan selalu merasa cemas karena ia selalu merasa dirinya tidak disenangi oleh orang lain. Ia merasa tidak diperhatikan sehingga ia cenderung bereaksi terhadap orang lain sebagai musuh. Ia tidak mempersalahkan dirinya tapi ia akan menganggap dirinya sebagai korban dari sistem sosial yang berlaku.
  • Bersikap pesimis terhadap kompetisi
Orang yang memiliki konsep diri negatif akan bersikap pesimis terhadap kompetisi dan akan selalu berusaha untuk menghindari kompetisi yang dianggap dapat menjatuhkan harga dirinya. Hal ini terungkap dari keengganannya untuk bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa konsep diri positif memiliki ciri-ciri yakin akan kemampuannya menyelesaikan masalah, merasa setara dengan orang lain, menerima pujian tanpa rasa malu, menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan prilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat, mampu memperbaiki dirinya. Sedangkan konsep diri negatif memiliki ciri-ciri sangat peka terhadap kritik, responsif terhadap pujian, bersikap hipokratis, merasa cemas, bersikap pesimis terhadap kompetisi.

  1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Konsep diri

Fakrot-faktor yang mempengaruhi konsep diri anak adalah :
a.             Lingkungan keluarga
Sikap orang tua yang otoriter dan menghukum dalam memelihara anak berpengaruh besar terhadap konsep diri dan kepribadian criminal. Oleh karena itu cara yang tepat adalah member kesempatan bagi remaja memperoleh penerimaan, sokongan dan berprestasi disekolah, keluarga maupun dimayarakat dan mendapat penghargaan dalam berbagai kesempatan.
b.            Lingkungan masyarakat
Pandangan masyarakat, jika mereka selalu disebut anak yang malas, tidak sopan dan banyak lagi hal-hal buruk yang ditimpakan kepada mereka, maka akibatnya mereka berpendapat bahwa diri mereka tidak diinginkan oleh orang lain. Oleh karena itu mereka mencari pertahanan diri dengan bertingkah laku sombong, bermusuhan, merusak, dan tidak mampu mengontrol diri melakukan kejahatan, karena kecewa.

  1. Usaha-usaha Guru untuk Mengembangkan Konsep Diri
Usaha-usaha yang harus dilakukan agar konsep diri anak itu berkembang adalah :
    • Lingkungan keluarga
Situasi social-emosional dalam keluarga yang hangat dapat dilihat dari orang tua yang suka menonjolkan aspek-aspek positif dari remaja dan meredam kelemahan-kelemahan mereka, member kesempatan menyatakan diri baik dalam bentuk ide maupun hasil karya atau keterampilan dan memberikan penghargaan. Lingkungan keluarga seperti ini menjauhi sikap suka mencela, menghina apalagi menghukum remaja mereka.
    • Lingkungan sekolah
Situasi sekolah yang dimaksudkan  ditunjukkan oleh ada guru yang menyikapi siswa dengan:
a.       Memberi  penguatan (reinforcement) dan menciptakan situasi belajar  yang member kesempatan bagi siswa memperoleh penguatan.
b.      Memberikan sokongan dan menciptakan situasi yang menyebabkan keputusan atau kegiatan siswa tersokong atau tersetujui
c.       Selalu berfikir positif tentang penampilan, prestasi belajar dan permasalahan mahasiswa
d.      Menciptakan situasi yang memungkinkan siswa merasa sukses melalui pengalaman belajar yang sukses yaitu belajar dengan siswa aktif
e.       Menghargai usaha siswa melebihi hasil, bukan memberikan penghargaan dari apa yang bukan hasil usaha mereka
f.       Berusaha mngembangkan bakat dan keterampilan siswa, sehingga mereka merasa berguna dan berarti
g.      Suka menyokong dan memberikan penghargaan bukan mencela dan menyalahkan
h.      Tidak suka bahkan tidak ingin memberikan penilaian sebelum siswanya memahami dan menguasai berbagai konsep yang diajarkan
i.        Hubungan social guru dan siswa yang hangat, bukan mengkritik, mencela atau menghukum
j.        Lingkungan sekolah membuat program-program penampilan fisik yang lebih menarik untuk remaja pria dan wanita
k.      Lingkungan sekolah yang menimbulkan perasaan sukses dalam diri setiap siswa dengan berbagai cara
l.        Berfikir positif dalam menilai penampilan fisik dan psikis siswa

m.    Lingkungan sekolah dapat melakukan terapi psikologis, yaitu membicarakan secra rasional perasaan mereka tentang diri mereka dan menghancurkan irrational-believe mereka tentang diri mereka sendiri.

PERTUMBUHAN FISIK ANAK USIA DINI

Pertumbuhan Fisik Anak Usia Dini

Pertumbuhan fisik adalah suatu proses perubahan fisiologis yang bersifat progresif dan kontiniu dan berlangsung dalam periode tertentu. Perubahan ini bersifat kuantitatif dan berkisar hanya pada aspek-aspek fisik individu. Secara terminologis pertumbuhan fisik atau pertumbuhan dapat bermakna perubahan pada aspek-aspek fisiologis.
Pertumbuhan meliputi perubahan progresif yang bersifat internal eksternal. Perubahan internal meliputi perubahan ukuran alat pencernaan makanan, bertambahnya ukuran besar dan berat jantung serta paru-paru, bertambah sempurnanya sistem kelenjar endoktrin/kelamin, dan berbagai jaringan tubuh. Adapun perubahan eksternal meliputi bertambahnya tinggi badan, bertambahnya lingkar tubuh, perbandingan ukuran panjang dan lebar tubuh, ukuran besarnya organ seks, dan munculnya tanda-tanda kelamin sekunder.

Ciri-ciri Pertumbuhan Fisik Anak Usia Dini
Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengn kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun, adalah merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Dan patut diingat, perkembangan setiap anak tidak bisa sama, tergantung proses kematangan masing-masing anak.
Perkembangan fisik motorik pada anak dapat ditandai dari pertumbuhan fisiknya yang meliputi peningkatan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala dan tonus otot. Pertumbuhan fisik anak perlu dicermati. Sebab, kurang optimalnya pertumbuhan fisik dapat menjadi pertanda ada sesuatu pada diri anak.


Perkembangan motorik adalah perkembangan saraf motorik kasar dan halus anak. Motorik kasar merupakan gerakan fisik yang membutuhkan keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya, berjalan, berlari, berlompat, dan sebagainya. Sedangkan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan. Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan rangsangan yang kontinu secara rutin. Seperti, bermain puzzle, dan sebagainya.
Pengaruh Pertumbuhan Fisik Terhadap Tingkah Laku
Pertumbuhan fisik mempunyai pengaruh terhadap tingkah laku. Pertumbuhan fisik pada gilirannya akan membawa sampai pada suatu kondisi jasmaniah yang siap untuk melaksanakan tugas perkembangan secara lebih memadai yaitu kesiapan individu untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan pada periode berikutnya dan kemudian terjadilah perubahan tingkah laku progresif yang semakin sempurna. Pertumbuhan pada otak yang semakin sempurna menyebabkan susunan syaraf semakin lebih kompleks dn sistem syaraf menjadi lebih sempurna sehingga kemampuan berfikir menjadi lebih tinggi.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik diantaranya :
  1. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam individu. Faktor-faktor internal antara lain :
    1. Sifat jasmaniah yang diwariskan dari orang tuanya. Misalnya, anak yang ayah dan ibunya bertubuh tinggi cenderung lebih cepat menjadi tinggi daripada anak yang berasal dari orang tua yang bertubuh pendek.
    2. Kematangan. Secara sepintas , pertumbuhan fisik seolah-olah seperti sudah direncanakan oleh faktor kematangan. Meskipun anakitu sudah diberi makanan yang bergizi, tetapi kalau kematangannya belum sampai, pertumbuhan itu tetap seperti ditangguhkan.
  1. Faktor eksternal.
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri individu. Termasuk ke dalam faktor eksternal adalah :
  1. Kesehatan. Anak yang sering sakit pertumbuhan fisiknya akan terhambat, begitu juga sebaliknya.
  2. Makanan. Akan yang kurang gizi pertumbuhannya akan terhambat.
  3. Stimulasi lingkungan. Individu yang sering dilatih untuk meningkatkan percepatan pertumbuhannya akan berbeda dengan yang tidak pernah mndapat latihan.


Usaha Guru Untuk Membantu Mengatasi Permasalahan Siswa Berkaitan Dengan Pertumbuhan Fisik Anak Usia Dini

Pertumbuhan fisik dapat dibantu dengan berbagai usaha atau stimulasi secara sistematis, antara lain:
1.      Menjaga kesehatan badan.
Guru mengajarkan kepada siswa tentang kebiasaan hidup sehat, bersih dan olahraga teratur. Dimana dengan menjaga kesehatan badan akan membantu siswa dalam hal kesehatan. karena kesehatan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik.
2.      Memberi makanan yang baik.
Baik buruknya makanan yang dikonsumsi oleh siswa menentukan pula kecepatan pertumbuhan fisik karena zat-zat pembangun yang terdapat di dalam makanan sangat mempengaruhi pertumbuhan fisik.
Implikasinya bagi pendidikan adalah perlunya memperhatikan faktor-faktor berikut ini :
a.       Sarana dan prasarana.
Faktor sarana dan prasarana jangan sampai menimbulkan gangguan kesehatan pada anak, misalnya tempat duduk yang kurang sesuai, ruangan yang terlalu gelap dan sempit akan menimbulkan gangguan kesehatan. Penyelenggaraan pendidikan modern menghendaki agar tempat duduk anak dan meja dapat diatur sesuai dengan kebutuhan, ruangan kelas yang bersih, terang dan cukup luas, serta disiplin yan tidak kaku.
b.      Waktu istirahat.
Biorama berarti kemampuan anak untuk berkonsentrasi akan sangat dipengaruhi oleh irama stamina biologis pada anak itu sendiri, maka istirahat dalam belajar sangat penting guna menjaga konsentrasi dan menyerap isi yang terkandung dalam materi pelajaran.
c.       Memberikan jam-jam olahraga bagi siswa.

Pelajaran olahraga sngat penting bagi pertumbuhan fisik anak karena dengan olahraga yang dijadwalkan secara teratur oleh sekolah berarti pertumbuhan fisik anak akan memperoleh stimulasi yang teratur pula.

PERKEMBANGAN EMOSI ANAK

PERKEMBANGAN EMOSI

  1. PENGERTIAN EMOSI
 Emosi adalah suatu keadaan yang kompleks dari organisme yang menyangkut perubahan jasmani yang luas sifatnya (drever, 1986). Istilah emosi menurut Daniel Goleman (1995), seorang pakar kecerdasan emosional, yang diambil dari Oxford English Dictionary memaknai emosi sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa emosi merujuk kepada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecendrungan untuk bertindak.

Menurut Chaplin (1989) dalam Dictionary of psychology, emosi adalah sebagai suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya dari perubahan perilaku. Chaplin (1989) membedakan emosi dengan perasaan, parasaan (feelings) adalah pengalaman disadari yang diaktifkan baik oleh perangsang eksternal maupun oleh bermacam-macam keadaan jasmaniah.

Menurut Crow & Crow (1958), emosi adalah "an emotion, is an affective experience that accompanies generalized inner adjustment and mental and physiological stirredup states in the individual, and that shows it self in his evert behaviour". Jadi, emosi adalah warna afektif yang kuat dan ditandai oleh perubahan-perubahan fisik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa emosi adalah suatu respons terhadap suatu perangsang yang menyebabkan perubahan fisiologis disertai perasaan yang kuat dan biasanya mengandung kemungkinan untuk meletus.

  1. CIRI-CIRI EMOSI ANAK USIA DINI
Ciri-ciri umum emosi dari anak usia dini adalah sebagai berikut :
v  emosi yang kuat misalnya anak kecil bereaksi dengan intensitas yang sama, baik terhadap situasi yang remeh maupun yang serius.
v  Emosi sering kali tampak misalnya anak seringkali memperlihatkan peningkatan emosi, ledakan emosional ini menimbulkan punishment untuk anak. Sehingga mereka perlu menyesuaikan dengan situasi yang dapat membangkitkan emosi mereka.
v  Emosi bersifat sementara yaitu peralihan emosi pada anak-anak. Misalnya anak yang sedang menangis tiba-tiba tertawa karena melihat atraksi badut.
v  Emosi berubah kekuatannya. Perubahan kekuatan emosi disebabkan oleh perkembangan intelektual, perubahan minat dengan nilai.

Pola emosi  yang umum pada anak-anak adalah
a.       rasa takut
rangsangan takut bayi biasanya berupa suara keras, binatang,tempat gelap, rasa sakit dan sebagainya. Anak kecil lebih takut pada benda-benda dibandingkan dengan bayi. Alasannya anak kecil lebih mampu mengenal bahaya dibandingkan dengan bayi.
b.      rasa marah
Rasa marah sering diekspresikan oleh anak-anak daripada rasa takut. Alasannya karena anak-anak mengetahui bahwa kemarahan adalah cara untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan.
c.       rasa cemburu
rasa cemburu adalah reaksi yang normal terhadap kehilangan rasa kasih sayang dari orang-orang disekeliling anak tersebut. Pola rasa cemburu dikombinasikan dengan rasa takut dan amarah.
d.      rasa gembira
kegembiraan adalah emosi yang menyenangkan. Anak merasa gembira mengekspresikannya dengan tertawa riang, bertepuk tangan atau berlompat-lompat

  1. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN EMOSI ANAK USIA DINI

Faktor - Faktor yang mempengaruhi Emosi yang menyebabkan emosi itu berkembang pada diri seseorang.

a.             Pola asuh Orang tua
Pola asuh orang tua sangat bervariasi. Ada pola asuh yang otoriter, memanjakan, acuh tak acuh dan ada juga yang penuh dengan cinta kasih.

b.            Pengalaman Traumatik
Kejadian masa lalu yang memberikan kesannya traumatis akan mempengaruhi perkembangan emosi seseorang. Akibatnya rasa takut dan juga sikap terlalu waspada terhadap lingkungan seumur hidupnya
  
c.             Tempramen
Tempramen adalah suasana hati yang mencirikan kehidupan emosional seseorang. Tempramen adalah bawaan sejak lahir dan merupakan bagian dari genetik yang mempunyai kekuatan hebat dalam kehidupan manusia.

d.            Jenis Kelamin
Secara otomatis perbedaan emosional antara Pria dan Wanita berbeda.

e.             Usia
Kematangan emosi dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan dan kematangan fisiologis seseorang. Semakin bertambah usia, kadar hormonal seseorang menurun sehingga mengakibatkan penurunan pengaruh emosional seseorang.

f.             Perubahan Jasmani
Perubahan Jasmani yaitu perubahan hormon-hormon yang mulai berfungsi sesuai dengan jenis kelaminnya masing-masing, misalnya perubahan kulit wajah yang awalnya bersih menjadi jerawatan.

g.            Perubahan Interaksi dengan Teman sebaya
Di usia remaja, anak didik kebanyakan membentuk sebuah perkumpulan yang biasa disebut Genk. Faktor yang sering menimbulkan masalah emosi ialah faktor hubungan cinta dengan teman lawan jenis.

h.            Perubahan Pandangan Luar
Perubahan Pandangan Luar dapat menimbulkan konflik dalam emosi seseorang, contoh :
Tidak konsistennya sikap dunia luar terhadap pribadi anak. Membeda-bedakan wanita dan pria Dunia luar memanfaatkan kondisi ketidaklabilan seseorang untuk pengaruh yang negatif
i.              Perubahan Interaksi dengan Sekolah
Sering kali seorang anak lebih percaya, lebih patuh, lebih takut kepada guru daripada kepada orangtuanya.


4.  
USAHA GURU UNTUK MENGENBANGKAN EMOSI POSITIF ANAK USIA DINI

Emosi negatif pada dasarnya dapat diredam sehingga tidak menimbulkan efek negatif. Beberapa cara untuk meredam emosi adalah :
a)      Berfikir positif dalam arti mencoba melihat sesuatu peristiwa atau kejadian dari sisi positifnya.
b)      Mencoba belajar memahaimi karakteristik orang lain. Memahami bahwa orang lain memang berbeda dan tidak dapat memaksakan orang lain berbuat sesuai dengan keinginan sendiri.
c)      Mencoba menghargai pendapat dan kelebihan orang lain.
h. Introspeksi dan mencoba melihat apabila kejadian yang sama terjadi pada diri sendiri, mereka dapat merasakannya.
d)     Bersabar dan menjadi pemaaf.
e)      Alihkan perhatian, yaitu mencoba mengalihkan perhatian pada objek lain dari objek yang pada mulanya memicu pemunculan emosi negatif.
Oleh sebab itu untuk membantu mengembangkan emosi positif dalam diri siswa / anak baik orang tua maupun guru hendaknya melaksanakan hal-hal sebagai berikut :
a)      Orang tua dan guru serta orang dewasa lainnya dalam lingkungan anak (significant person) hendaknya dapat menjadi model dalam mengekspresikan emosi-emosi negatif, sehinngga tampilannya tidak meledak-ledak.
b)      Adanya program latihan beremosi baik di sekolah maupun di dalam keluarga, misalnya dalam merespon dan menyikapi sesuatu yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.
c)      Mempelajari dan mendiskusikan secara mendalam kondisi-kondisi yang cenderung menimbulkan emosi negatif, dan upaya-upaya menanggapinya secara lebih baik.
d)     Membantu remaja mengatasi berbagai masalah pribadi dengan mendorong mereka untuk mengungkapkan masalah pribadinya itu kepada orang yang dipercayainya.
e)      Melatih dan menyibukkan remaja dengan berbagai kegiatan fisik yang menguras banyak energi sehingga gejolak emosi mereka dapat disalurkan.
f)       Menciptakan berbagai kesempatan yang memungkinkan remaja berprestasi dan mendapatkan harga diri.

DAFTAR RUJUKAN


  • Tim Pembina Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Padang : UNP
  • Elida Prayitno. 2006. Psikologi Perkembangan Remaja. Padang : Angkasa Raya