ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS
A.
PENGERTIAN
Pada
mulanya, pengertian anak berkebutuhan khusus adalah anak cacat, baik fisik maupun
mental. Namun pengertian anak berkebutuhan khusus berkembang menjadi anak yang
memiliki kebutuhan individual yang tidak bisa disamakan dengan anak yang lain
yang normal.
Secara
umum anak berkebutuhan khusus di sebut juga dengan anak luar biasa ialah mereka
yang memiliki kelebihan yang luar biasa, misalnya orang terkenal karena
memiliki intelektual yang luar biasa, memiliki kreativitas yang tinggi dalam
melahirkan suatu temuan-temuan yang luar biasa dibidang IPTEK, religious dan
bidang-bidang kehidupan lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat, dan orang yang
mencapai prestasi yang menghebohkan dan spektakuler, misalnya orang yang
berhasil menaklukkan gunung tertinggi di dunia dan sebagainya.
B.
ANAK
BERESIKO
Anak
beresiko macam-macam sebabnya, misalnya anak yang ketika dalam kandungan ibunya
suka mabuk-mabukkan, mengkonsumsi narkoba, atau terkena AIDS, maka ia disebut
anak beresiko. Demikian pula anak yang kekurangan gizi karena orang tuanya
tidak mampu, atau anak yang orang tuanya bercerai atau meninggal dunia sehingga
menyebabkan ia menderita. Anak beresiko pada umumnya memerlukan kebutuhan
khusus. Penanganan pendidikan untuk anak beresiko disesuaikan dengan jenis dan
tingkat resikonya. Misalnya anak yang kekurangan gizi perlu mendapatkan program
peningkatan gizi, seperti pemberian susu dan sarapan pagi, serta makanan ringan
pada saat istirahat.
C.
ANAK
CACAT
Pengertian
anak cacat disini meliputi cacat fisik dan mental. Anak yang buta warna atau
buta total sejak lahir termasuk anak cacat dan mereka memerlukan kebutuhan
khusus. Demikan pula anak yang mengalami kemunduran mental sejak lahir, baik
karena penyakit keturunan maupun karena gangguan kesehatan lainnya tergolong
anak cacat dan berkebutuhan khusus. Indroma down, sindroma turner, dan sindroma
klinefelter merupakan penyakit bawaan yang disebabkan oleh kelainan kromosomal,
dan pada umumnya anak yang mengalami syndrome tersebut mengalami kemunduran
mental, seperti debil dan imbisil.
D.
ANAK
BERBAKAT
Anak
berbakat adalah anak dengan kemampuan kecerdasan pada satu atau beberapa bidang
yang berada sangat jauh diatas rata-rata kemampuan anak sebayanya. Anak
berbakat bisa terlahir dari siapa sajadan kelas ekonomi mana saja. Oleh karena
itu, para pendidik harus berhati-hati menangani anak didiknya yang cerdas dan
berbakat. Pada umumnya anak cerdas dan berbakat memiliki ciri-ciri :
1. Memiliki
ingatan yang sangat kuat.
2. Memiliki
perbendaharaan kata yang jauh lebih baik dari anak yang normal
3. Mampu
belajar lebih cepat dari anak yang lain
4. Mampu
berkontraksi lebih lama dari anak yang lain
5. Sangat
senang melakukan eksplorasi dan memiliki rasa ingin tahu yang besar
6. Memiliki
keinginan yang sangat kuat untuk belajar
7. Memiliki
tenaga yang kuat atau tidak cepat lelah
8. Memiliki
rasa humor yang bagus
9. Menunjukkan
kepemimpinan yang tinggi
Meskipun
anak berbakat menunjukkan kemampuan yang berbeda-beda dalam bidang
keberbakatannya, secara umum anak berbakat menunjukkan kemampuan belajar dengan
mudah dan cepat. Selain itu, anak berbakat memiliki fleksibilitas dalam ide-ide
dan penyesuaian tugas.
E.
ANAK
BERKESULITAN
Pengertian
anak yang mengalami kesulitan ialah meliputi anak meliputi anak yang secara
fisik dan mental normal atau yang mendekati normal, tetapi ia mengalami suatu
kesulitan tersebut agar dapat memberi bantuan belajar yang tepat. Jenis
kesulitannyabervariasi dan penyebabnyapun beragam, oleh karena itu cara
penanganannyajuga harus disesuaikan dengan jenis dan penyebab kesulitannya.
Verikut berbagai jenis kesulitan anak usia dini.
1.
Hiperaktif
Pada umumnya anak yang sehat aktif
bergerak dan bermain. Anak hiperaktif jauh lebih aktif dari teman-temannya,
sambil mendengarkan guru, ia akan berjalan-jalan di kelas, menganggu temannya,
dan bermain dengan benda-benda yang ada. Untuk mengatasi anak yang demikian,
startegi berikut dapat digunakan:
a. Mulailah
kelas dengan kegiatan yang mengeluarkan energi, seperti gerak dan lagu.
Tujuannya untuk mengurangi kelebihan energi khususnya pada anak yang hiperaktif
b. Tutuplah
benda-benda yang menarik perhatian anak
c. Gunakan
warna cat yang lembut untuk kelas dan perabotan yang ada dan hindari
warna-warna yang terlalu menyolok
d. Selalu
menjelaskan kepada anak tersebut setiap kegiatan yang akan dilakukan meliputi
jenis kegiatannya, hasil yang diharapkan, dan lama waktu yang dibutuhkan agar
anak tersebut mengingat apa yang harus dikerjakan dan waktunya.
e. Berilah
label setiap tempat penyimpanan benda karena anak yang hiperaktif suka
mengambil benda dan lupa di mana harus mengembalikannya.
2.
Autisme
Yang merupakan kelainan pada anak yang
belum dipastikan penyebabnya. Dioerkirakan ada gangguan fungsi syaraf otak
akibat faktor luar, seperti makanan yang tidak sehat atau polisu logam berat,
seperti timbal atau melquri. Penderita mengalami ganguan komunikasi sosial dan
asyik dengan dunia bawah sadarnya. Misalnya ketika main mobil- mobilan , ia
mungkin teringat mobil ayah nya dirumah , sehingga ketika mobil mainanya
diambil atau digerakan oleh anak lain ia seperti tidak melihat lagi mobil-
mobilan tersebut.
3.
Agresif
, suka memukul , menggigit dan menyakiti orang lain
Selain anak yang hiperaktif, ada anak
yang suka memukul atau menyakiti anak lain, salah satu hipotesis timbulnya
perilaku agresif ialah adanya rasa frutasi. Rasa frutasi tersebut antara lain
muncul dari perasan lain bisa, punya dan mendapatkan sesuatu.
4.
Pemalu
dan minder
Anak pemalu lebih banyak ruginya, mereka
biasanya memiliki rasa percaya diri dan penghargaan diri yang rendah. Ia tidak
berani untuk tampil ekspresif seperti teman nya dan menarik diri dari
teman-temannya, jika perasaan seperti itu terus berlangsung dikemudian hari ia
akan menjadi anak introvert ( cenderung untuk memendam perasaan untuk diri
sendiri) dan sulit bergaul dengan oarng lain.
5.
Mencuri
Sering anak ingin menggunakan sesuatu
untuk bermain , tetapi ia tidak memilikinya sehingga ia secara tidak sadar
mengmbilnya, orang tua sangat keras melarang anaknya membeli mainan dan
menyuruh menabung, secara tidak sadar menimbulkan perilaku mencuri. Anak ingin
membeli suatu mainan , tetapi karena orang tuanya keras, tidak bole membeli .,
anak mungkin akan mencuri.
6.
Cengeng
dan tergantung
Menangis adalah pekerjaan anak- anak.
Tapi kalau ada anak menggunakan menangis sebagai senjata untuk memperoleh apa
saja yang ia kehendaki, maka haal itu merupakan perilaku cengeng. Untuk
mrncegah hal itu guru perlu menanamkan sikap disiplin akan tugas dan tanggung
jawab setiap anak agar setaip anak mampu bekerja secara mandiri.
7.
Fobia
Fobia merupakan rasa takut yang
berlebihan terhadap sesuatu. Penyebabnya bervariasi, antara lain ialah trauma,
yaitu mengalami pengalaman yang amat menakutkan dan membuat anak terguncang
(shock). Penyebab kedua ialah iamjinasi yang berelebihan.berdasarkan
penyebabnya, fobia dibedakan menjadi beberapa macam. Hidrofobia, yaitu takut
terhadap air yang banyakatau deras. Takut terhadap gelap atau malam disebut
noktifobia. Takut terhadap ketinggian disebut akrofobia. Rasa takut terhadap
suara keras disebut fonofobia.
Untuk menolong anak agar tidak mengalami
fobia, guru dan orangtua dapat menggunakan strategi berikut. Jangan
menakut-nakuti anaknya, jangan membuat anak trauma.
8.
Jenis
kelamin
Ada anak yang secara ekstrim
mendifinisikan dirinya sebagai laki-laki dan tidak mau bergaul dengan anak
perempuan, atau sebaliknya. Pada usia tiga tahun, biasanya anak-anak sedah
mengeanl jenis kelamin, termasuk jenis kelaminnya. Hal itu berpengaruh pula
terhadap jenis permainan, pakaian dan teman bermainya.
Untuk anak laki-laki yang bertingkah
mirip perempuan (sissy) atau anak perempuan yang bertingkah mirip laki-laki
(tomboy), guru daan orangtua perlu bekerja sama untuk mengurangi hal itu. Untuk
sissy, sebaiknya orangtua memberikan pakaian, permainan, dan buku-buku cerita
yang lebih “jantan”. Kurangi volume bermainnya dengan anak perempuan secara
sendirian. Kondisi sebaliknya justru dianjurkan untuk tomboy. Pakaina,
permainan, dan buku-buku cerita dipilih yang lebih feminim, menonjolkan peran
perempuan.
9.
Perubahan
kondisi sosial
Anak-anak yang mengalami kondisi sosial
biasanya menajdi target anak yang berkebutuhan khusus.